Ubisoft telah membatalkan pengembangan game free-to-play shooter terbarunya, Tom Clancy’s The Division Heartland, sebagai bagian dari rencana besar untuk memfokuskan sumber daya pada "peluang yang lebih besar." Keputusan ini diumumkan dalam rilis laporan keuangan Ubisoft pagi ini. Perusahaan menyatakan bahwa mereka telah "mengalihkan sumber daya ke proyek-proyek yang lebih menjanjikan seperti XDefiant dan Rainbow Six." Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi internal Ubisoft dalam beberapa kuarter terakhir, termasuk pengurangan biaya dan konsentrasi pada proyek-proyek game yang lebih besar.
"Setelah pertimbangan matang, kami memutuskan untuk menghentikan pengembangan Tom Clancy’s The Division Heartland, efektif segera. Prioritas kami sekarang adalah mendukung anggota tim berbakat di studio Red Storm Entertainment, yang akan dialihkan ke proyek-proyek baru dalam perusahaan, termasuk XDefiant dan Rainbow Six."
The Division Heartland pertama kali diumumkan pada tahun 2021 dan dikembangkan oleh Red Storm Entertainment yang berbasis di North Carolina. Game ini sempat ditunda beberapa kali dan seharusnya dirilis pada tahun fiskal sebelumnya, namun tidak kunjung terwujud. Meskipun telah melalui beberapa fase pengujian dan sempat dalam kondisi yang bisa dimainkan secara publik, rilis game ini akhirnya dibatalkan. Baru-baru ini, game ini bahkan menerima peringkat di Taiwan, membuat penggemar berharap rilisnya sudah dekat, namun ternyata hal tersebut tidak terjadi.
Ubisoft belakangan ini memang gencar membatalkan sejumlah proyek game. Tahun lalu, perusahaan membatalkan tiga game yang belum diumumkan, termasuk Project Q dan sekuel Immortals Fenyx Rising. Tahun sebelumnya, empat game lain juga dibatalkan, dengan alasan perusahaan mencoba mengerjakan terlalu banyak game sekaligus.
Selain pembatalan game, Ubisoft juga melakukan langkah penghematan besar-besaran, termasuk penutupan studio dan beberapa gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Dalam 18 bulan terakhir, Ubisoft telah mengurangi lebih dari 1.700 karyawan, meskipun retensi karyawan diklaim terus membaik. Hingga Maret 2024, Ubisoft mempekerjakan 19.011 karyawan secara global.
Dalam konferensi keuangan, CEO Ubisoft Yves Guillemot menyatakan bahwa perusahaan telah "kembali ke jalur" menuju pertumbuhan yang menguntungkan. Ia mencatat rekor pendapatan tahunan dan kuartalan yang dilaporkan hari ini. Ke depan, Ubisoft akan fokus pada kepemimpinan di genre game petualangan open world sambil memperluas penawaran game-as-a-service. Tahun ini, Ubisoft berencana merilis Assassin's Creed Shadows, Rainbow Six Mobile, Star Wars Outlaws, The Division Resurgence, dan XDefiant.
Dari sisi teknologi, Ubisoft memfokuskan penggunaan mesin game internalnya hanya pada dua cabang, yaitu Anvil dan Snowdrop. Perusahaan juga gencar mengejar teknologi AI generatif, terutama melalui program NEO NPC. Sementara itu, bagi para penggemar toto macau, kabar ini mungkin tidak berdampak langsung, namun menunjukkan betapa dinamisnya industri game saat ini.